Playlist

Senandung Dakwah

Taujih- Penyejuk Hati Pengingat Iman--- 
“Ketika orang tertidur kau terbangun, itulah susahnya. Ketika orang merampas kau membagi, itulah peliknya. Ketika orang menikmati kau menciptakan, itulah rumitnya. Ketika orang mengadu kau bertanggung jawab, itulah repotnya. Oleh karena itu, tidak banyak orang bersamamu disini, mendirikan imperium kebenaran“ ~KH. Rahmat Abdulloh~

“Apa kabar hatimu? Masihkah ia seperti embun? Merunduk tawadhu dipucuk- pucuk daun? Masihkah ia seperti karang? Berdiri tegar menghadapi gelombang ujian. Apa kabar imanmu? Masihkah ia seperti bintang? Terang benderang menerangi kehidupan. Semoga Allah senantiasa melindungi dan menjagamu, saudaraku”.

“Jadi ingat musim, gugur, daun berjatuhan, udara dingin, sepi, tiada interaksi, Pagi berkabut sore mendung,. Kasihan, tersisa semangat dalam himpitan dan senyuman dalam tekanan”.

“Seonggok kemanusiaan terkapar, siapa yang mengaku bertanggung jawab? Bila semua menghindar. Biarlah saya yang menanggungnya. Semua atau sebagiannya.” ~KH. Rahmat Abdulloh~

“Suatu hari nanti saat semua telah menjadi masa lalu, aku ingin berda di antara mereka, yang bercerita tentang perjuangan yang indah, dimana kita, sang pejuang itu sendiri. Tak pernah kehabisan energi tuk terus bergerak, meski terkadang godaan tuk berhenti atau bahkan berpaling arah begitu menggiurkan. Keep istiqomah!”

”Jika ku dapat menarik “Pelangi, Mentari dan Bintang”. Maka ku akan membentuk “Namamu” disitu, lalu akan ku kembalikan lagi ia ke “Langit” agar semua orang tahu, betapa bahagianya aku mempunyai “saudara” seperti dirimu. Selamat beraktivitas”.

“Jangan takut untuk mengabil langkah besar hari ini, Jika memang dibutuhkan!! Jurang tak bisa disebrangi hanya dengan 2,3 lompatan kecil!! Nahnu Duat Fii Kulli Zaman”.

“Politik telah membuahkan konsekuensi yang maha dahsyat dalam peradaban manusia. Dalam abad ke-20 saja politik telah membunuh 200 juta jiwa di seluruh dunia. Keep ur soul pure  “

Beban Dakwah hanya dapat diberikan oleh mereka yang memahami dan memeberikan apa saja yang kelak di tuntutnya ; Waktu, Kesehatan, Harta, Bahkan Darah. Mereka Bergadang saat semua tertidur lelap. Mereka gelisah saat yang lain lengah. Seakan-akan lisannya yang suci Berkata , “Tidak ada yang kuharap dari kalian. Aku hanya mengharap pahala Allah” ~Hasan Al Banna~

“Ana harap, seperti tulisan antum, militansi dakwah tetap dipegang erat, bagaimana kita sabar, tsabat dengan keadaan yang ada, karena ini ujian, kondisi seperti apapun, saat ikhlas dalam dakwah senantiasa kita pegang, tak akan pernah melemahkan dan menggoyahkan diri kita untuk terus bersamanya, afwan atas segala kata yang kurang berkenan”.

“Insya Allah, masa depan yang gemilang itu, kejayaan yang pernah hilang ditangan kita, akan dapat kita kembalikan lagi. Dan saya berharap Indonesia akan menjadi pemimpin kebangkitan ini”. ~DR. Yusuf Al Qardhawi~

“Bukannya seorang dai, mereka yang mengeluh tentang sulitnya merubah kondisi masyarakat. Ia bukannya dokter, ia hanya orang yang berpakaian dokter tapi jijik melihat luka besar yang harus diobatinya”. ~KH. Rahmat Abdullah~

“Kalau betul-betul mau melahirkan orang-orang yang menjadi agent of change dalam arti pioneer yang siap menannggung beban yang terberat sekalipun, maka tidak bisa tidak, jalan yang ditempuh adalah kembali kepola Tarbiyah Rasulullah. Kuatnya dakwah bertumpu pada kekuatan Tarbiyah”. ~Ust. H.M Ihsan Arlansyah Tanjung~

„Saya akan mengatakan kepada seluruh aktivis muslim, jangan pernah mereka merasa sempurna. Karena stiap kali orang merasa sempurna, saat itu ia berhenti bertumbuh. Dia berhenti berkembabng..” ~Ust. H.M Anis Matta, Lc~

“Kalau kita punya problem, minta pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Curhat (Utarakan semua masalah)saja kepada Allah, insya Allah akan dikasih jawaban, dikasih Jalan Keluar”. ~K.H Ruslan Efendi~ Dai itu tentara Allah, Big Boss kita Allah.

”Ada hal yang perlu diingat, bahwa sebuah jamaah atau organisasi dakwah berkembang dengan pesat kalau didalamnya terdapat pribadi-pribadi yang kreatif, Ada pribadi-pribadi yang melakukan sesuatu yang baru”. ~Ust. Ahmad Madyani. Lc~

”Dai yang tidak punya bekalan ruhiyah, akan mengalami kelemahan. Jika ia sudah merasa berda’wah namun tidak berhasil, ia akan menganggap dirinya sudah tidak layak lagi berda’wah dan akhirnya berganti arah.” ~Ust. Zufar Bawazier, Lc~

”Jelas, kontinuitas dalam melakukan amal sekecil apapun diharapka mampu meredam hal-hal yang cenderung kearah kefuturan. Namun Demikian, ada batasanya seperti yang diwasiatkan oleh Rasulullah saw.” ~Ust. Amang Syafrudin, Lc~

“Orang yang bathil i’tiqadnya dan inhiraf fikrahnya sudah pasti banyak tanaqudhat (kontradiksi) nya. Masalah aqidah dan iman diyakini sesuai hawa nafsu dan pragmatisme politik. Membuat sebagian besar kader menjadi bingung yang ujung-ujungnya mengambil sikap ‘Baik Sangka’ saja-LAH”

K.H Prof. Dr. Didin Hafidhudin, “Diharapkan bulan Ramadhan ini bisa kita jadikan untuk lebih mensolidkan kekuatan jama’ah, karena pada bulan ramadhan sebenarnya yang lebih menonjol adalah syahrul jamaah.” 

DR. Ahzami Sami’un Jazuli, M.A ::. ”Yang terpenting, Bukanlah Yahudi hancur atau tidak, tapi yang menghancurkannya kita atau bukan ? Kita khawatir tidak memiliki andil dalam berjuang menegakkan ajaran Allah swt. Jihad solusi utama menegakkan islam” 

Teruntuk mujahid da’wah pilihan : “Terkadang hak-hak pribadi kita tidak dapat kita penuhi. Jangan bertanya kemana yang lain. Jangan bertanya kenapa kita sendiri. Jangan mengingat apa yang telah kita korbankan. Jangan mengharap apa yang akan kita dapatkan. Karena sesungguhnya Allah telah memilih diri-diri ini. Maka ikhlaskanlah”

Saudaraku…“Sungguh.., kekuatan ruhiyah dan jasadiyah serta amanah adalah modal istiqamah dijalan da’wah”

Malik bin Dinar ::. “Segala sesuatu itu memiliki penyerbukan. Kesedihan itu serbuk yang melahirkan ‘amal sholeh. Tidak ada orang yang bersabar atas ‘amal sholeh kecuali dengan kesedihan”. 

“Hidup seorang mukmin adalah program perbaikan diri yang tertata hingga menemui Allah dalam kondisi yang terbaik”. Semoga Allah memberkahi langkah-langkah kita. Amiin.

“Sungguh beruntung orang-orang yang terus memperbaharui niatnya dalam setiap aktivitas da’wah”.

“Selalu ada harapan dalam keyakinan, selalu ada keteguhan dalam kesabaran, selalu ada hikmah dalam kesyukuran dan selalu ada keniscayaan dalam doa”.

”Untuk saudaraku yang tak pernah lelah dan putus asa. Buat dia tersenyum hingga disyurga kelak ya rabb. Allahlah yang akan menjadi muara segala beban yang menghimpit jiwa kita. Rabb..kutkan pancangan kakinya dijalan_Mu”.

“Sabar adalah bunga-bunga keimanan. Keharumannya adalah kepasrahan, dan meyakini hikmah dibalik setiap musibah. Kelopaknya adalah ketabahan. Tangkainya adalah keteguhan jiwa”

“Orang yang faham harus ikhlas terhadap kefahaman ilmunya.sedang orang yang ikhlas harus faham dalam mengamalkan apa yang difahaminya. Sehingga akan lahir ‘amal DAHSYAT karena ditopang oleh faham dan ikhlas”.

“Jika da’wah adalah jalan yang panjang, Jangan pernah berhenti sebelum menemukan ujungnya. Jika da’wah adalah bebannya berat Jangan minta yang ringan. Tapi mintalah punggung yang kuat untuk menopangnya. Jika pendukungnya sedikit…maka jadilah yang sedikit itu”.

“Orang sukses mengunakan tubuhnya untuk ikhtiar, otaknya untuk berfikir kreatif dan hatinya untuk bertawakal kepada-Nya”.

“Seorang mujahid adalah mereka yang selalu termotivasi, ketika yang lain berjatuhan maka ia tetap tegar. Sungguh jalan yang ditempuh masih panjang dan banyak aral menghadang. Yakunlah bahwa Allah maha penepat janji. Sekencang aral menghadang tetap Allah didalam hati kita”.

“Orang yang excellent adalah orang mampu memaksimalkan seluruh potensinya, Orang yang tawazun (seimbang) antara urusan dunia dan urusan akhirat”.

“Bersemangatlah pada apa saja yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah pada Allah dan jangan merasa tidak mampu.” ~HR. Imam Muslim~.

” Kehidupan seorang mukmin layaknya mentari. Selalu hidup bersinar dan tak pernah hilang. Ia terbenam disatu wilayah untuk terbit diwilayah berikutnya. Datang menyinari memberi kemanfaatan dan rasa damai”.

“Hanya orang besar yang berani berfikir dan bertindak besar. Maka Allah titipkan amanah dan perkara besar. Mintalah energi besar pada yang Maha besar untuk menyelesaikan semuanya”.

“Jangan pernah berhenti mengepakan sayapmu saudaraku. Biarkan cobaan itu membuatmu kuat, Biarkan derasnya terpaan itu membuatmu gesit berkelit, Biarkan jiwa-jiwa pemenang itu memenuhi hatimu, Biarkan jiwa-jiwa sabar itu menjadi penyejuk bagimu”.

“Ya, Allah tambahkanlah untuk kami keikhlasan niat, kedalaman ilmu, kelapangan hati, kebersihan jiwa, kejernihan pikiran, lautan kesabaran, samudra kelembutan serta indahnya cinta dan kasih sayang dalam ukhuwah…” Tetap semangat Ikhwah!

“Menjadi orang-orang pilihan dalam da’wah, berarti meletakkan pondasi keikhlasan dalam ber’amal. Maka teguhkanlah azzam dalam hati. Berjuang itu indah, Berkorban itu nikmat.” Allah will always with you

“Keberhasilan kita tidak diukur oleh seberapa banyak apa yang kita miliki, melainkan oleh berapa banyak orang yang merasakan manfaat keberadaan kita.”

“Bahkan dalam letihpun para mujahid tetap tersenyum karena apa yang kita tunaikan menjadi jaminan bermaknanya usia. “Semoga awal semester yang diiringi dengan semangat ramadhan, bisa membawa keberkahan untuk usaha dan hasil yang terbaik. New Spirit Be Better Person!”

“Mencari Spirit yang hilang, tertatihku dibelantara dunia, menanti seberkas cahaya, jiwa-jiwa lelah ditengah perjalanan panjang, bilakah kemenangan itu datang?” Sesungguhnya kemenangan selalu seiring dengan pengorbanan,,dan keikhlasan, kesabaran diatas kesabaran adalah kunci kekuatan, sudikah diri menjadi kafilah yang digantikan?”

“Para pemburu syurga tidak akan berhenti pada tahap mimpi. Ada asa yang harus diwujudkan, Ada pengorbanan yang harus dikeluarkan. Ada amal dan karya nyata yang harus dipersembahkan.”

“Sendi-sendi kebahagiaan adalah hati yang selalu bersyukur, lidah yang terus berdzikir dan tubuh yang senantiasa bersabar..”

” Selayaknya bagi jiwa-jiwa yang mengazamkan dirinya pada jalan ini. Maenjadikan da’wah sebagai laku utama, dialah visi, dialah misi, dialah obsesi, dialah yang mengelayuti disetiap desahan nafas, dialah yang mengantarkan jiwa-jiwa ini kepada ridho dan maghfiroh Tuhannya.”

“Ada yang mengeluh, merasa jenuh, ingin gugur dan jatuh ia berkata “lelah!”. Ada juga yang lelah, tubuhnya penat tapi semangatnya kuat. Ia berkata “lillah!”, karena Allah, Ikhlaskanlah. Tetap semangat pejuang-pejuang Allah”

Imam Ibnu Qoyyim Aljauzziyah ::. “Memelihara pandangan mata menjamin kebahagiaan seorang hamba didunia dan akhirat. Memelihara pandangan, memberi nuansa kedekatan seorang hamba kepada Allah, menahan pandangan juga bisa menguatkan hati dan membuat seseorang lebih merasa bahagia, menahan pandangan juga akan menghalangi pintu masuk syaithan kedalam hati. Mengkosongkan hati untuk berfikir pada sesuatu yang bermanfaat. Allah akan meliputinya dengan cahaya, itu sebabnya setelah firmannya tentang perintah mengendalikan pandangan mata dari yang haram, Allah segera menyambungnya dengan ayat nur (cahaya)”. Sebuah perenungan untuk diri.

Fudhail bin Iyadh ::. “Suplai bantuan Allah, tidak berlaku bagi orang yang dikuasai hawanafsunya dan mengikuti syahwatnya”. 

Ustadz Mashadi ::. ”Bila benar-benar kita mukmin, ikhwah, apalagi qiyadah pasti akan mendasarkan pada paradigma berpikir yang bersifat ketuhanan (manhaj tafkir rabbani) juga. Sehingga sikap al wala wal baro’nya sangatlah jelas, tidak confused dan talbiz. Manhaj Tuhan itu (Islam) telah menyediakan bagi para da’i/ aktivis satu manhaj tersendiri dalam berpikir dan bertindak, yang mampu menghindarkan keterjerumusan dalam kehidupan jahiliyah. Di manakah posisi kita hari ini? Apakah masih tergolong orang-orang yang tsabat dengan manhaj rabbani atau telah tersungkur ke dalam barisan pengejar rente kekuasaan? dan pasti akan hina di mata manusia dan di sisi Allah”

Ustadz Farid Nu’man ::. ”Hendaklah mereka malu kepada Allah Ta’ala, dan kalau pun sudah tidak malu kepada Allah Ta’ala, malu-lah kepada malaikat sang pencatat, kalau pun tidak malu kepada malaikat, malu-lah kepada manusia, kalau pun tidak malu kepada manusia, malu-lah kepada keluarga di rumah, kalau pun tidak malu kepada keluarga, maka malu-lah kepada diri sendiri dan hendaklah jujur bahwa apa yang dilakukannya adalah kesalahan, minimal meragukan. Fitrah keimanan akan menolaknya, kecuali jika memang sudah taraf Imanuhum fi Proyekihim”

Ustadz Dr. Daud Rasyid, MA ::. “Kalau ada orang menceritakan dirinya mendambakan punya rumah mewah, kendaraan mewah, atau apa saja yang menyenangkan dari dunia, sebenarnya dia sedang menceritakan kenaifan dirinya, sekaligus menyingkap keruntuhan ma’nawiyah (jati diri) nya di hadapan orang lain. Apakah pantas seorang pemimpin merangsang anggotanya untuk mengejar harta, sementara Nabi Saw menyuruh ummatnya agar berhati-hati dengan harta dan dunia?“

Ustadz Didin Hafidhuddin, Republika 7 Agustus 2008 ::. ”Salah satu faktor yang menyebabkan runtuhnya nilai-nilai perjuangan dalam dunia politik adalah saat materi menjadi tujuan utama dan gaya serta penampilan lebih diutamakan“.

Thufail al Ghifari, the munsyid ::. “Save OUR ASHOLAH DAKWAH..Save OUR ASHOLAH DAKWAH.. Save OUR ASHOLAH DAKWAH! Apa artinya sebuah kekuasaan jika kita telah menggadai keimanan dan aqidah kita?”

Ustadz Dr. Mu’innudinillah Basri, MA ::. “Jamaah itu terdiri dari materi, SDM dan nilai. Jika nilai mejadi orbit materi dan SDM maka jamaah itu sehat. Jika manusia yang jadi orbit nilai dan materi, maka jamaah itu sudah sakit. Jika materi yang yang jadi orbit manusia dan nilai, maka jamaah itu mati”.

Ustadz Rahmat Abdullah rahimahullah, Poster Sang Murabbi ::. “Jangan sampai nanti orang-orang tarbiyah dibenci gara-gara berorientasi kepada kekuasaan. Dia tidak boleh berbangga dengan bangunannya. Lalu tertidur-tidur, tidak pernah mengurus urusan hariannya. Tetap dia harus kembali kepada akar masalahnya, akar tarbiyahnya. Tempat kancah dia dibangun.

Imam Hasan Al Banna ::. “Sesunguhnya jamaah, dimaksudkan pertama kali adalah untuk mentarbiyah jiwa, mempengaruhi ruh, menguatkan akhlak, menumbuhkan jiwa kesatria pada jiwa umat dan niatkan sebagai dasar (fondasi) membangun kebangkitan ummat dan masyarakat”.

Berkata Ibnu Mas’ud, “Jamaah itu adalah apapun yang berada pada al haq (Quran dan sunnah), meskipun sendirian, itulah jamaah.”

Hasan Al Hudhaibi (Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin ke-2) mengatakan : “Jika semua ikhwah mati, itu lebih baik daripada kita sampai di puncak kemenangan(dakwah), dengan jalan pengkhianatan”

“Ahlul haq itu tidak melihat seseorang dia dari kelompok mana, ormas mana, tetapi melihat apa manhajnya, apa ajarannya. Sedangkan ahlul firaq dan hizb melihat dia ikhwah kita bukan ? Ustad kita bukan ? Jamaah kita bukan ? Masjid kita bukan ? Ahlul haq sibuk mempelajari ilmu agar dia mampu membedakan antara yang haq dan yang bathil, sedangkan ahlul firaq sibuk mempelajari ciri-ciri firqahnya agar bisa membedakan kelompoknya dengan yang bukan kelompoknya, dia bersama kelompoknya benar atau salah dan ahlul haq selalu ingin bersama-sama alhaq baik sendiri atau pun bersama-sama. Lalu, Siapa anda ?”

Fanatik Abad 21 | Kondisi ummat Islam abad 18 era Imam Muhammad bin Ali Assanusi diwarnai fanatisme madzhab luar biasa. Ummat terkotak-kotak dan keras pada madzhab lain, parahnya ini masuk ke guru-guru di Universitas Al Azhar. Hari ini, madzhab tidak dianggap batasan namun kita menemukan fanatisme lain yaitu fanatisme gerakan, taashshub hizbi. Di kampus-kampus antar gerakan berebut kader, di kampung-kampung rebutan penguasaan masjid, di jalan-jalan adu demo banyak-banyakan jumlah. Masing-masing ingin bawa bendera sendiri tidak mau bergabung dengan kelompok lain, kalau pun gabung inginnya mereka yang pegang komando. Di internet, adu segalanya – ha.. ha.. ha.. – lucunya ummat ini. Dalam hal baiat, adu klaim bahwa mereka yang layak mendapat baiat sebagai representasi jamaatul muslimin, pecahan-pecahan NII berebut keabsahan, pecahan lainnya berlomba membeli franchisee gerakan dari luar negeri biar ada sebutan ‘alamy nya. Begitu angkuhkah kita untuk bisa melebur walau kita besar ? Kenapa hanya mau muncul kalau benderanya disorot kamera ?

*maaf untuk komentar yang sudah ada sebelumnya, ana remove dulu untuk merapihkan komentar-komentar selanjutnya. jazkkk


selasa,6 Juli 2010

Kisah singkat 10 Sahabat

1. Abu Bakar bin Abi Qohafah (Assiddiq), adalah seorang Quraisy dari kabilah yang sama dengan Rasulullah, hanya berbeda keluarga. Bila Abu Bakar berasal dari keluarga Tamimi, maka Rasulullah berasal dari keluarga Hasyimi. Keutamaannya, Abu Bakar adalah seorang pedagang yang selalu menjaga kehormatan diri. Ia seorang yang kaya, pengaruhnya besar serta memiliki akhlaq yang mulia. Sebelum datangnya Islam, beliau adalah sahabat Rasulullah yang memiliki karakter yang mirip dengan Rasulullah. Belum pernah ada orang yang menyaksikan Abu Bakar minum arak atau pun menyembah berhala. Dia tidak pernah berdusta. Begitu banyak kemiripan antara beliau dengan Rasulullah sehingga tak heran kemudian beliau menjadi khalifah pertama setelah Rasulullah wafat. Rasulullah selalu mengutamakan Abu Bakar ketimbang para sahabatnya yang lain sehingga tampak menojol di tengah tengah orang lain.

“Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh ummat niscaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar. ”(HR. Al Baihaqi)

Al Qur’an pun banyak mengisyaratkan sikap dan tindakannya seperti yang dikatakan dalam firmanNya, QS Al Lail 5-7, 17-21, Fushilat 30, At Taubah 40. Dalam masa yang singkat sebagai Khalifah, Abu Bakar telah banyak memperbarui kehidupan kaum muslimin, memerangi nabi palsu, dan kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat. Pada masa pemerintahannya pulalah penulisan AlQur’an dalam lembaran-lembaran dimulai.

2. Umar Ibnul Khattab, ia berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah SAW dan masih satu kakek yakni Ka’ab bin Luai. Umar masuk Islam setelah bertemu dengan adiknya Fatimah daan suami adiknya Said bin Zaid pada tahun keenam kenabian dan sebelum Umar telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang masuk Islam. Di kaumnya Umar dikenal sebagai seorang yang pandai berdiskusi, berdialog, memecahkan permasalahan serta bertempramen kasar. Setelah Umar masuk Islam, da’wah kemudian dilakukan secara terang-terangan, begitupun di saat hijrah, Umar adalah segelintir orang yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat pada siang hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar berkata, ”Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah. Siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan menghadang aku di belakang lembah ini!” Mendengar perkataan Umar tak seorangpun yang berani membuntuti apalagi mencegah Umar. Banyak pendapat Umar yang dibenarkan oleh Allah dengan menurunkan firmanNya seperti saat peristiwa kematian Abdullah bin Ubay (QS 9:84), ataupun saat penentuan perlakuan terhadap tawanan saat perang Badar, pendapat Umar dibenarkan Allah dengan turunnya ayat 67 surat Al Anfal.

Sebagai khalifah, Umar adalah seorang yang sangat memperhatikan kesejahteraan ummatnya, sampai setiap malam ia berkeliling khawatir masih ada yang belum terpenuhi kebutuhannya, serta kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.

3. Utsman bin Affan, sebuah Hadits yang menggambarkan pribadi Utsman : “Orang yang paling kasih sayang diantara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh dalam menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi) Utsman adalah seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah Utsman yang membiayainya seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah, saat kesulitan air, Utsmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya Utsman merintis penulisan Al Qur’an dalam bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran yang mulai ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar.

4. Sahabat berikutnya adalah Ali bin Abi Thalib, pemuda pertama yang masuk Islam, ia yang menggantikan posisi Rasulullah di tempat tidurnya saat beliau hijrah, Ali yang dinikahkan oleh Rasulullah dengan putri kesayangannya Fatimah, Ali yang sangat sederhana kehidupannya.

5. Sahabat kelima yang oleh Rasulullah dijamin masuk surga adalah Thalhah bin Ubaidillah yang pada Uhud terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah serta jari tangannya putus. Namun Thalhah yang berperawakan kekar serta sangat kuat inilah yang melindungi Rasulullah disaat saat genting, beliau memapah Rasulullah yang tubuhnya telah berdarah menaiki bukit Uhud yang berada di ujung medan pertempuran saat kaum musyrikin pergi meninggalkan medan peperangan karena mengira Rasulullah telah wafat. Saat itu Thalhah berkata kepada Rasulullah, ”Aku tebus engkau ya Rasulullah dengan ayah dan ibuku.” Nabi tersenyum seraya berkata, ”Engkau adalah Thalhah kebajikan.” Sejak itu Beliau mendapat julukan Burung Elang hari Uhud. Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya, ”Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang melihat seorang yang syahid berjalan di muka bumi maka lihatlah Thalhah.”

6. Azzubair bin Awwam, sahabat yang berikutnya, adalah sahabat karib dari Thalhah. Beliau muslim pada usia lima belas tahun dan hjrah pada usia delapan belas tahun, dengan siksaan yang ia terima dari pamannya sendiri. Kepahlawanan Azzubair ibnul Awwam pertama terlihat dalam Badar saat ia berhadapan dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Azzubair ibnul Awwam berhasil menombak kedua matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak lagi, hal ini membuat pasukan Quraisy ketakutan.

Rasulullah sangat mencintai Azzubair ibnul Awwam beliau pernah bersabda, ”Setiap nabi memiliki pengikut pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam.” Azzubair ibnul Awwam adalah suami Asma binti Abu Bakar yang mengantarkan makanan pada Rasul saat beliau hijrah bersama ayahnya. Pada masa pemerintahan Umar, saat panglima perang menghadapi tentara Romawi di Mesir Amr bin Ash meminta bala bantuan pada Amirul Mu’minin, Umar mengirimkan empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan, dan ia menulis surat yang isinya, ”Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu? Mereka adalah Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad, Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin Awwam.” Demikianlah dengan izin Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.

7. Adalah Abdurrahman bin Auf, yang disebutkan berikutnya, adalah seorang pedagang yang sukses, namun saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian lama. Namun saat telah di Madinahpun beliau kembali menjadi seorang yang kaya raya, dan saat beliau meninggal, wasiat beliau adalah agar setiap peserta perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar, sedang yang masih hidup saat itu sekitar seratus orang, termasuk Ali dan Utsman. Beliaupun berwasiat agar sebagian hartanya diberikan kepada ummahatul muslimin, sehingga Aisyah berdoa: “Semoga Allah memberi minum kepadanya air dari mata air Salsabil di surga.”

8. Sahabat yang disebutkan berikutnya adalah Saad bin Abi Waqqash, orang pertama yang terkena panah fisabilillah, seorang yang keislamannya sangat dikecam oleh ibunya, namun tetap tabah, dan kukuh pada keislamannya.

9. Said bin Zaid, adik ipar Umar, adalah orang yang dididik oleh seorang ayah yang beroleh bihayah Islam tanpa melalui kitab atau nabi mereka seperti halnya Salman Al Farisi, dan Abu Dzar Al Ghifari. Banyak orang yang lemah berkumpul di rumah mereka untuk memperoleh ketenteraman dan keamanan, serta penghilang rasa lapar, karena Said adalah seorang sahabat yang dermawan dan murah tangan.

10. Nama terakhir yang meraih jaminan surga adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, yang akhirnya terpaksa membunuh ayahnya saat Badar, sehingga Allah menurunkan QS Al Mujadilah : 22. Begitupun dalam perang Uhud, Abu Ubaidahlah yang mencabut besi tajam yang menempel pada kedua rahang Rasulullah, dan dengan begitu beliau rela kehilangan giginya. Abu Ubaidah mendapat gelar dari Rasulullah sebagai pemegang amanat ummat, seperti dalam sabda beliau : “Tiap-tiap ummat ada orang pemegang amanat, dan pemegang amanat ummat ini adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar