Hubungan
Turki dan Israel selalu berada di level kegamangan sejak peristiwa pembunuhan
sembilan aktivis turki yang berusaha menembus blockade Israel dijalur Gaza
dengan kapal Mavi Marmara, 2010 lalu. Turki mengecam tragedi tersebut dan sejak
saat itu memutuskan hungan dengan Israel.
Kedua
negara tersebut baru memulai pertemuan rahasia pada Desember 2015. Turki
mengajukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Israel jika ingin
hubungannya dengan Turki memulih. "Hubungan Turki dan Israel tidak akan
dinormalkan sampai Israel menyadari tiga syarat yang kami ajukan," kata
juru bicara kepresidenan Turki, Kalin.
Apa
sajakah syarat yang diajukan oleh Turki?
1. Permintaan
maaf atas pembunuhan di Mavi Marmara
2. Kompensasi
untuk keluarga aktivis yang terbunuh
3. Israel
harus mengakhiri blockade bagi warga palestina yang tinggal di Gaza
Syarat-syarat
tersebut tentu menjadi pertimbangan yang berat untuk Israel sehingga butuh
waktu untuk menjawabnya. Demi menjaga hubungan baiknya dengan Turki dan
melanjutkan pertemuan sebelumnya, Jumat (8/4/2016) bertempat di Istanbul kedua negara
tersebut mengadakan perundingan kembali untuk menindaklanjuti hubungan
keduanya. Menurut pernyataan dari Kementrian Luar Negeri Turki, Sinirlioglu
bertemu Joseph Ciechnover, utusan khusus Perdana Menteri Israel, serta pejabat
Dewan Keamanan Nasional Israel Jendral Jacob Nagel di London. "Tim
perunding telah mencapai kemajuan menuju finalisasi perjanjian untuk
mempersempit perbedaan dan siap untuk melaksanakan perjanjian tersebut
secepatnya," kata Sinirlioglu.
Apakah
setelah pertemuan kedua ini syarat-syarat yang diajukan oleh Turki benar-benar
akan terealisasi? Kita tunggu saja hasilnya, semoga segera terlaksana. Karena
tentunya akan membawa angin segar bagi warga Palestina yang telah menunggu
dibukannya kembali blockade jalur Gaza oleh Israel.