Playlist

Minggu, 10 April 2016

Pelajaran berharga dari kasus Sonya Depari



MEDAN NDONESIA-Peristiwa hebat ini terjadi pasca Ujian Nasional (UN) ketika Sonya Depari marah-marah karena mobil Honda Brio yang membawanya beserta teman-temannya diberhentikan Polisi lalu lintas di Jalan Sudirman dekat Hotel Polonia, hari Rabu (6/4/2016). Mobil tersebut dihentikan karena kap belakang mobilnya sengaja dibuka.

Sonya mengaku anak Irjen Arman Depari, Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) saat ditertibkan salah satu Polisi Wanita. Tak hanya itu, Sonya juga sempat memaki-maki Polwan yang bertugas tersebut.

Pada akhirnya, atas kejadian tersebut Sonya Depari harus membayar mahal semuanya. Video saat dia melakukan hal itu beredar luas di Internet. Tak sampai 2 x 24 jam, Sonya mulai menuai banyak sindiran, kecaman dan juga komentar. Ayah kandungnya langsung jatuh sakit mendengar kabar tersebut. Setelah dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Sejati, nyawa ayah Sonya tak terselamatkan dan meninggal dunia. “Semalam saya sempat berkomunikasi dengan ibunya, dan ibunya berkata dia (Sonya) kondisinya ketakutan akibat pemberitaan dan bully di media sosial. Kondisi psikologinya terganggu,” kata Binsar, Kepala Sekolah SMA Methodist 1 Medan, Kamis (7/4/2016).

Apa yang terjadi pada Sonya, mungkin juga dialami oleh beberapa pelajar SMA yang lain yang baru saja menyelesaikan Ujian Nasional. Mereka yang terbebas dari Ujian Nasional akan merasa gembira dan merasa bersyukur karena telah melalui satu babak kehidupan. Akan tetapi kegembiraan itu sesaat berubah menjadi duka yang amat mendalam bagi Sonya.  Sebahagia apapun ketika berhasil melalui satu ujian jangan lekas membuat lupa dengan melanggar segala peraturan dan ketentuan yang ada apalagi sampai memaki dan membentak-bentak orang yang mempunyai niat baik seperti Polwan yang bertugas tersebut. Karena pada akhirnya, apa yang kita perbuat akan kembali kepada kita masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar