Segala puji bagi Allah. Sang pencipta makhluk dengan segala
kesempurnaan-Nya.
Saat kita terlahir dibumi ini dengan kondisi paling sempurna
yang Allah kasih.
Tak ada satupun komponen yang luput dari penciptaan-Nya.
Semua terprogram dengan baik. Sang arsitek terbaik
membuktikan kebesaran-Nya.
Bayi mungil bersih dengan kesempurnaan jasadnya lahir ke
dunia.
Semuanya lengkap. Hingga semua mata tertuju pada si mungil. Tak
ada satupun yang bersedih. Kalaupun ada yang menitihkan air mata. Pasti air
mata bahagia. Begitu banyak senyuman menghiasi wajah. Si bayi berhasil
menghipnotis orang disekitarnya.
Terlebih orang tuanya. Mereka begitu mengistimewakannya. Sehingga
tak satupun perubahan yang terjadi pada anaknya yang luput dari perhatian
mereka. Hari ke hari. Minggu ke minggu. Bulan
ke bulan hingga tahun ke tahun. Dan kini bayi mungil itu telah dewasa. Jasadnya
masih sempurna. Seperti tatkala ia lahir ke bumi. Orang tuanya bertambah kagum
dengan pertumbuhan anaknya. Mereka merasa berhasil telah menjadi orang tua. Kini
bayi yang mereka miliki telah tumbuh dengan baik dalam pengasuhannya. Yang satu
cantik dan yang satu lagi ganteng. Yang cantik wajahnya manis dengan lesung
pipi yang begitu menawan. Yang ganteng hidungnya mancung seperti artis bolywood.
Betapa besar rasa syukur orang tua itu kepada Sang Pencipta.
Akan tetapi. Yang terjadi pada orang tua tadi adalah
kebalikkanya.
Saat melahirkan anak-anaknya wajahnya masih muda dan
berseri. Tenaga masih kuat. Otot dan tulang masih mapan untuk bergerak. Bahkan ia
tak pernah rela jika anak-anaknya diasuh orang lain. Ia hanya ingin dapat
membesarkan anak-anaknya dengan kemampuannya sendiri.
Kini ia tak dapat lagi seperti itu.
Apalagi anak-anaknya sekarang sudah bekeluarga. Hidup bersama
keluarganya dirumah yang tak seatap lagi dengannya. Ya ia akhirnya harus
terpisah dengan buah hatinya. Wajahnya yang dulu begitu berseri saat melihat
kelahiran anaknya. Kini hampir hilang. Yang ada hanya wajah-wajah kesepian
menatap dinding-dinding kenangan saat masih bersama dengan anak-anaknya.
Semakin bertambah usia. Semakin berkurang fungsi organ
tubuh.
Ia merasakan betapa dahulu melihat kesempurnaan jasad anak-anaknya.
Tidak ia rasakan sekarang. Kini ia harus melewati masa tua dengan fisik yang
tak lagi sempurna.
Wajahnya keriput. Hampir semua kulitnya berlender. Kelopak mata
yang lebih besar. Gigi hanya ada dibagian bawah. Mata yang menyempit. Rambut yang
memutih. Dan telinga yang kurang dapat mendengar dengan jelas. Terkadang ia
hampir jatuh saat sedang berjalan. Tangannya harus mencari pegangan untuk
memapah kakinya berjalan. Sampai air mata tak pernah berhenti saat ia harus mampu
beridiri setelah buang air kecil.
Mungkinkah itu terjadi pada orang tua kita?.
Mungkinkah itu terjadi pada diri kita?.
Mungkin saja.
Saudaraku,
Jika saat ini kau masih hidup dengan orang tua mu maka
janganlah kau buat mereka kecewa atas segala perilakumu.
Jika saat ini kau sedang jauh dengan orang tua mu maka
berikanlah ia perhatian, meski hanya tanya kabar.
Jika saat ini kau sedang hidup dengan keluarga barumu. Maka ajaklah
ia hidup dan tinggal bersama keluargamu dengan penuh kasih dan sayang. Jangan biarkan
ia sendiri menanti kedatanganmu yang mungkin hanya sekali dalam setahun saat
libur lebaran.
Ketahuilah saudaraku,
Ia tak pernah meminta apapun sebagai balasan atas kebaikannya
selama ini.
Ia selalu ikhlas kepadamu. Meski terkadang ucapannya membuat
kita murka padanya.
Tapi ia tak pernah sekejam itu kepadamu.
Jiwanya, raganya dan hatinya terperas untuk membesarkanmu.
Agar kelak kau menjadi orang besar dan kebanggaan bagi
dirinya.
Sebelum terlambat. Bahagiakanlah ia. Sekuat kemampunmu. Beri
ia senyuman terindah dan kebaikan tanpa syarat. Seperti saat pertama kau lahir
ke bumi. Dengan segala kemampuan dan kesempurnaan jasadmu sekarang pahamilah dan
muliakanlah Ia.
Selalu ada cinta untuk orang tua kepada anaknya..
Selalu ada bahagia untuk anak kepada orang tuanya..
Merdika_1435
Tidak ada komentar:
Posting Komentar