Hidup ini pilihan. Apapun yang kita jalani itu lah yang kita
pilih. Dan setiap pilihan akan ada konsekuensinya.
Saudaraku yang sholihah. Didepan terbentang jalan yang
begitu luas. Kemudian diakhir perjalanan kau menemukan persimpangan. Kau pun menginginkan jalan yang paling mudah
dan paling cepat sampai tujuan. Kau memilih ke salah satu jalan tersebut. Dalam
hatimu masih tersimpan keraguan. Apakah jalan ini adalah jalan yang terbaik agar
kau sampai kepada tujuanmu. Sedikit-sedikit dirimu masih menengok ke jalan yang
tak kau pilih. Dan ketika kau melewati jalan yang kau pilih ternyata tak
seperti yang kau bayangkan. Tak semudah yang kau pikirkan. Dan tak seindah yang
kau impikan. Saat itu kau menyesal.
Hai sholihah. Kemana kayakinanmu akan janji Tuhanmu?
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman
dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam
surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada
kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di
dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (2:25).
Masihkan kau menginginkan nilai lain yang lebih besar dari
surga.
Bukankah saat kau pilih jalan itu dengan begitu khusyu kau
meminta pada-Nya agar diberikan kemampuan untuk melewatinya. Diberikan kemudahan
dan kelancaran dalam melaluinya. Bahkan tak sedikit mereka yang sayang padamu
pun ikut mendoakan pilihanmu itu.
Karena sejatinya Dia begitu perhatian padamu, Ukhti. Melebihi
apapun.
Kau pun masih melewati jalan yang kau pilih itu. Sejauh itu
kau masih percaya itulah jalan terbaik untukmu. Sampai pada akhirnya kau
memutuskan meninggalkan jalan yang kau pilih. Dan kau mencari jalan yang lain. Begitulah
seterusnya.
Lantas kemana keyakinanmu pada dirimu sendiri?
Saudariku yang penuh kelembutan nan tegas.
Hidup kita bukan hanya tumbuh dari bayi menjadi anak-anak,
kemudian kita disekolahkan, setelah cukup bekal kita bekerja, lantas kita
menikah setelah itu kita punya anak-anak yang cantik dan pintar, setelah itu
tua (pikun), dan akhirnya mati. Benarkah
seperti itu siklusnya. Meskipun benar apakah sesederhana itu. Oh. Ya dong
ngapain dibikin rumit.
Justru yang kau pikir sederhana itulah yang sebenarnya
rumit.
Karena hidup ini tentang KEPUTUSAN kawan.
Sejak kau lahir di dunia ini. Kau harus menerima keputusan
apakah kau akan menjadi muslim, nasrani atau majusi. Bahkan sebelum kau lahir
kau sudah harus menerima keputusan apakah kau jadi lahir atau kau luluh sebelum
lahir ke bumi. Saat itu kita memang belum bisa mengambil KEPUTUSAN. Tapi betapa
besar pengaruhnya pada kita.
Dan saat ini kau telah dewasa Saudariku. Kau tak lagi
menjadi penerima keputusan. Tapi kau adalah sang DECISION MAKER. Pembuat keputusan.
Jauh lebih besar tanggung jawab yang kau emban. Tak hanya tanggung jawab di
dunia tetapi lebih jauh adalah tanggung jawab di akhirat kelak.
Saudariku yang sholihah.
Jangan pernah menyesal atas apa yang telah kau alami. Atas apa
yang kau dapati. Dan atas apa yang telah kau peroleh dan belum kau miliki. Saya
dan dirimu sama saja. Kita selalu menginginkan yang terbaik dari-Nya. Dengan doa-doa
dan munajat-munajat malam kita kepada-Nya. Kita yakin penuh bahwa Ia mendengar
doa-doa kita. Dan kita sangat yakin Ia akan mengijabah permohonan kita.
Atas apapun yang menimpa kita. Kita tetaplah manusia. Yang selalu
merindukan kebaikan. Bersabarlah jika saat ini kau lelah. Bertawakalah jika
kini kau pasrah. Jangan berhenti menengadah. Berdoa dengan khusyu meminta
keridhoan-Nya. Ia tak pernah meninggalkanmu jika kau tak meninggalkan-Nya. Semakian
kau menjauh maka Ia pun semakin jauh. Dan semakin dekat kau pada-Nya maka Ia
lebih dekat kepadamu. Semoga Allah selalu merahamatimu wahai sholihah. Jadilah pembuat
keputusan yang selalu meyakini bahwa Allah tak pernah menyia-nyiakan ikhitiar
dan doamu.
Duhai Saudariku. Hanya perlu meluruskan niat dan
menyempurnakan ikhtiarmu. Boleh jadi kau menyukai sesuatu padahal buruk
untukmu. Dan boleh jadi kau tidak menyukainya padahal itu sangat baik untukmu.
Allah berbuat demikian agar kau dapat mengambil pelajaran/hikmah dalam setiap
kejadian/peristiwa. Wallahu a’lam.
Jumat, 1 Agustus 2014
Belajar meniti kehidupan yang tak lama namun bermakna..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar