A: “Mengeluh boleh nggak sih?”
B: “Positif thinking sajalaaah”
C: “Jaman kayak gini orang itu makin menjadi-jadi , udah punya
motor pengen punya mobil, udah punya mobil pengen punya pesawat, udah punya
pesawat pengin punya satelit, udah punya satelit pengin bla bla bla, sampe bumi
dan langit pun tak menyanggupi!”.
Sumber : http://1.bp.blogspot.com |
Dengan tenang D datang memberikan penjelasan kepada ketiga
temannya yang sedang galau.
Suadaraku terkasih
Benar adanya banyak orang yang saat keinginannya tak
tercapai timbul kekecewaan. Seterusnya dan seterusnya seperti itu. Dunia tak
lebih sekedar pelampiasan keinginan yang melenakan, jika dan hanya jika diisi
dengan kekecewaan. Dan lebih luas dari bumi dan langit jika dan hanya jika
berisi pikiran-pikiran positif.
Alhamdulillah segala puji kita haturkan kepada Allah yang
Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongannya kepada kita sehingga kita bisa
bernafas sampai detik ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan
kita, Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabatnya, serta para
pengikutnya yang setia, tulus dan ikhlas sampai akhir zaman.
Saudaraku rahimakumullah
Dalam hadits Qudsi Rasulullah SAW bersabda bahwa, Allah berfirman,
“Aku menurut prasangka hambaku”.
Hadist tersebut secara tegas
menjelaskan kepada kita, bahwa Allah menuruti persangkaan hamba-Nya. Hadits
ini menganjurkan kita untuk selalu berhuzhuzan kepada Allah. Jika kita huznuzhan
kepada Allah tentu kita akan mendapatkan yang terbaik dan jika kita bersu’uzhan
kepada Allah maka kita akan mendapatkan hasil yang terburuk. Cara berhuznuzhan
kepada Allah adalah berpikir positif dalam segala keadaan.
Manusia pasti punya keinginan dalam hidupnya. Akan tetapi
tidak semua keinginan itu akan ia miliki bukan. Banyangkan saja jika semua
keinginan manusia terkabul. Bisa-bisa dokter-dokter pada nganggur semua. Karena
semua orang pengin sehat. Atau keinginan papan, sandang, pangan yang mewah dan
serba wah. Tentu itu tidak mungkin bukan. Tidak jarang manusia membayangkan
sesuatu yang indah namun hasilnya tidak indah. Sering pula manusia membayangkan
kemungkinan buruk namun hasilnya malah baik. Lalu apa yang harus kita lakukan?.
Apakah kita harus membayangkan segala sesuatu yang akan terjadi adalah indah? Ataukah
sebaliknya, kita harus membayangkan segala yang terjadi adalah buruk?.
Cara yang terbaik adalah berpikir positif. Berhuznuzhan. Kita
boleh merencanakan sesuatu. Kita boleh mencita-citakan sesuatu. Apabila yang
kita rencanakan berhasil maka berbaik sangka kepada Allah. Allah telah
mendengar doa dan keluh kesah kita. Tetapi ketika yang kita rencanakan gagal
total, maka kitapun harus berbaik sangka kepada Allah. Jika kita berpikir
demikian, maka kita akan berpikir positif setiap kali menghadapi segala
permasalahan.
Betapa banyaknya orang yang kalau mendapat nikmat dari Allah
merasa bahwa dirinya dimuliakan Allah daripada orang lain. Akan tetapi jika ia
mendapatkan musibah, rejekinya sempit, maka mereka menganggap bahwa dirinya
dihinakan Allah. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah dalam surat al Fajr ayat
15-16 yang artinya, “Adapun manusia
apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-nya kesenangan,
maka Di akan berkata : “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya
mengujinya lalu membatasi rizkinya maka Dia berkata : “Tuhannku menghinakanku”.
(QS Al Fajr : 15-16)
Begitulah manusia, kebanyakan diantara mereka berpikir
negatif ketika Allah memberikan cobaan berupa kemiskinan, rasa sakit,
kegagalan, dan penderitaan. Padahal jika manusia mau positif thinking atau berpikir positif dan berbaik sangka kepada
Allah niscaya segala keadaan yang ada pada dirinya bisa mengubahnya menjadi
orang yang sukses.
Sejarah telah membuktikan betapa banyak orang yang berjuang
dari titik nol sampai menuju puncak. Banyak orang yang membuktikan bahwa
kegagalan bukanlah warisan dan kesuksesan bukanlah keturunan. Banyak anak petani kecil akhirnya menjadi
seorang pemimpin besar. Bukankah Rasulullah di masa kecilnya adalah
penggembala?. Bukankah mantan presiden
Soeharto dahulunya adalah anak seorang petani kecil. Tetapi mereka mampun
mengukir prestasi yang diakui oleh dunia.
Saudaraku yang saya muliakan,
Masih banyak orang-orang yang berjuang dari bawah, memulai
dari nol akhirnya mendapatkan hasil yang gemilang. Ada diantara mereka yang
bergerak dalam ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, pemerintahan dan sebagainya.
Jadi, jangan sekali-kali menyalahkan nasib dan mengakambinghitamkan takdir. Terimalah
takdir yang datang apa adanya, lalu jadikan sebagai motifator untuk maju.
Semoga sedikit uraian tadi dapat menambah motivasi dan
semangat untuk kita agar tidak mudah mengeluh apa lagi putus asa akan rahmat
Allah yang luasnya tak terbanding dengan apapun. Mari sejenak kita merenungi
apa yang telah kita miliki bukankah itu nikmat yang luar biasa. Lebih baik
bersyukur atas apa yang telah kita miliki daripada terbelenggu dan tenggelam
atas apa yang belum dan tidak kita miliki. Akhirul kalam, wallahu yahdii ilaa sawaa’is sabiil.
A,B,C : “Matur suwun D...sangat menginspirasi” J
Sumber/sitasi : Syafi’i, Muhammad. 2011. 30 Materi Kultum Paling Inspiratif. Jakarta
: Klik Publising
Tidak ada komentar:
Posting Komentar