EPISODE I
Petualangan 4 Sahabat - MAJT (Masjid Agung Jawa Tengah)
30 Juli 2010
Aku merasa
menjadi manusia paling lemah saat itu, tubuhku seakan terpaku tak mampu untuk
bergerak, sementara hatiku semakin panas, melihat orang-orang disana tertawa
dengan santainya, seolah-olah mereka menikmati pandangannya itu. Ya. melihat
saudara muslimnya dipermalukan.
Saya yakin mayoritas orang yang tertawa itu adalah orang islam. Kejadian yang membuat aku merasa terpukul, lebih-lebih temanku Anmira. Entah apa yang ada dalam hati sehingga waktu itu kami memutuskan untuk berada ditempat pasar malam itu, yang kami kira kami bisa menikmati masa-masaa kecil kami dengan datang ke tempat itu.
Saya yakin mayoritas orang yang tertawa itu adalah orang islam. Kejadian yang membuat aku merasa terpukul, lebih-lebih temanku Anmira. Entah apa yang ada dalam hati sehingga waktu itu kami memutuskan untuk berada ditempat pasar malam itu, yang kami kira kami bisa menikmati masa-masaa kecil kami dengan datang ke tempat itu.
Selesai menjenguk
guru ngaji kami yang sedang sakit Thypus beliau dirawat di RS dr Roemani, sekitar
pukul 18.30 saya, Anmira, jelita, dan reanda memutuskan untuk berkunjung ke Masjid
Agung Jawa Tengah. Hati kami seperti menyatu untuk datang ke Masjid yang paling
besar di Jawa Tengah itu. Suasana masjid yang begitu damai dengan kemegahannya
serta keindahan lampu-lampu pada malam hari membuat kami begitu betah ada
ditempat itu. Pantas saja kami terlihat senang, terakhir kali kami ke Masjid
bersama adalah waktu masa-masa ospek. Tugas dari senior adalah melakukan foto
di sepuluh tempat, salah satunya adalah Masjid Agung Jawa Tengah atau yang
biasa orang semarang sebut dengan MAJT.
Tepat kami sampai di Masjid banyak sekali oarng didalamnya, saya melihat sebelah kiri ada sekumpulan anak remaja sedang diberi pengarahan oleh salah seorang yang seperti guru, saya menangkap kalau mereka sedang melakukan studi tour ke semarang dan singgah di MAJT, Sebelah kiri saya tampak sebuah keluarga yang sedang duduk-duduk dilantai paling depan MAJT, sementara saya memperhatikan orang-orang yang ada disitu, Anmira, Jelita dan Reanda sedang membicarakan menara yang tingginya mencapai 30 meter dari lantai dasar MAJT.
Tepat kami sampai di Masjid banyak sekali oarng didalamnya, saya melihat sebelah kiri ada sekumpulan anak remaja sedang diberi pengarahan oleh salah seorang yang seperti guru, saya menangkap kalau mereka sedang melakukan studi tour ke semarang dan singgah di MAJT, Sebelah kiri saya tampak sebuah keluarga yang sedang duduk-duduk dilantai paling depan MAJT, sementara saya memperhatikan orang-orang yang ada disitu, Anmira, Jelita dan Reanda sedang membicarakan menara yang tingginya mencapai 30 meter dari lantai dasar MAJT.
“Aku pernah naik
ke menara itu” kata Reanda
“Aku belum..ayo
kita naik?” Anmira menoleh dengan wajah sedih sekaligus mengajak kami untuk
naik ke atas
Aku hanya
senyum,
“Untung tadi
kita lihat menara ini yah, hampir saja kesasar, hehe”
“Menara ini
memang dapat menjadi penanda nih kalo ada yang mau kesini tapi nda hafal
jalannya” ujar Jelita
Kami bertiga
lantas tertawa mendengar perkataan Jelita,
Diantara kami
bertiga Jelita lah yang paling pendiam, dia lebih sering menikmati
segala-sesuatunya sendiri, tiba-tiba Jelita menyeletuk, “Siapa ya arsitek
masjid ini, keren banget”
Santai aku
menjawab ”Kenapa seseorang cenderung mempertanyakan arsiteknya siapa ketika
melihat bangunan yang begitu indah, yang desainya membuat orang jadi berfikir
tentang keindahan, bahkan kadang seorang arsitek merasa dirinya sudah seperti
Tuhan, mampu mendesain segala sesuatu begitu indah, segala bentuk yang ia
sukai. Padahal Ia lah sang arsitek yang sesungguhnya”.
Tepat selesai aku
menjawab adzan Isya berkumandang, Reanda menginginkan untuk berfoto, maklum
saja diantara kami berempat dialah yang paling suka berfoto ria. Mengingat
sudah adzan akhinya kami mengurungkan niat untuk berfoto. Jelita meminta untuk
ada didepan saja, dia sedang ada tamu jadi belum bisa menunaikan ibadah sholat,
akhirnya saya, Anmira, dan Reanda saja yang masuk kedalam untuk Sholat Isya. Beruntungnya
kami sudah pernah ke MAJT sehingga kami tidak terlalu bingung ada ditempat itu,
maklum saja masjidnya begitu luas dan besar, saya yakin kalo yang baru kes
masjid ini akan merasa bingung, kecuali ada yang menemani pasti dia akan tampak
lebih PD.
Sampailah kami ditempat wudlu wanita. Tempat wudlu wanita ada dilantai bawah sebelah kiri dari pintu masuk dan yang pria ada disebelah kanan. Tempat wudlunya sangat rapi, dan jelas, sebab disitu tertulis hemat air, boros adalah tindakan yang merugikan, dan gambar petunjuk cara berwudlu yang benar. Dibawah tempat wudlu ada penampung air dengan penutup besi begaris yang diinjak ketika wudlu. Nyaman wudlu ditempat ini, jauh dari pandangan kaum adam. Tapi tetap saja berhati-hati, kejahatan bukan datang hanya karena ada niat si pelaku tapi juga adanya yang memberi kesempatan. :)
Sampailah kami ditempat wudlu wanita. Tempat wudlu wanita ada dilantai bawah sebelah kiri dari pintu masuk dan yang pria ada disebelah kanan. Tempat wudlunya sangat rapi, dan jelas, sebab disitu tertulis hemat air, boros adalah tindakan yang merugikan, dan gambar petunjuk cara berwudlu yang benar. Dibawah tempat wudlu ada penampung air dengan penutup besi begaris yang diinjak ketika wudlu. Nyaman wudlu ditempat ini, jauh dari pandangan kaum adam. Tapi tetap saja berhati-hati, kejahatan bukan datang hanya karena ada niat si pelaku tapi juga adanya yang memberi kesempatan. :)